Senin, 19 September 2011

Keajaiban Air, Masaru Emoto Research

Kasian..liat anak tetangga, usianya sdh hampir 18bln, tp blm bs jalan, duduk pun msh hrs di topang..pdhl anaknya kliatan sehat scr fisik.. 
entah ada hubungannya ato tdk, setiap pagi selama sy di sini, dr rumahnya selalu terdengar keras sekali musik ala "dugem" ato klo tdk dangdut an... 
membuat sy mencari2 lg artikel ttg keajaiban air,,,  
tubuh manusia sebagian besar air, air bisa mendengar, merekam dan menyampaikan pesan ke tubuh..... wallahua'lam...


Inilah keajaiban air yang sangat luar biasa. Ternyata air dapat mendengar dan molekulnya berubah bentuk (Luar biasa…!!!).
Dalam kitab-kitab tafsir klasik, ayat tadi diartikan bahwa tanpa air semua akan mati kehausan. Tetapi di Jepang, Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama dengan tekun melakukan penelitian tentang perilaku air. Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan secara agama Shinto, lalu didinginkan sampai -5oC di laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah. Percobaan diulangi dengan
membacakan kata, “Arigato (terima kasih dalam bahasa Jepang)” di depan botol air tadi. Kristal kembali membentuk sangat indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, “Arigato”. Kristal membentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata “setan”, kristal berbentuk buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal hancur.
Ketika 500 orang berkonsentrasi memusatkan pesan “peace” di depan sebotol air, kristal air tadi mengembang bercabang-cabang dengan indahnya. Dan ketika dicoba dibacakan doa Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Subhanallah…..

Senin, 09 Mei 2011

9 mei setahun yang lalu....



Masih saya ingat dengan baik hari itu.....bahkan rasanya seperti  baru  kemarin...

                      06.00 – 08.00 
                        Masih jalan-jalan ke danau Sunter sama suami..Kata ibu jalannya yg kenceng biar cepet turun bayinya..gak usah takut....malah mau naik perahu bebek yg dikayuh pake kaki..untung belum buka penjual tiketnya..minum es kelapa ijo di pinggir pantai..sambil tetap men-syuro’-kan “ntar dikasih nama siapa ya...”ckckck...

                     10.00-11.00   
                     Mulai ada kontraksi per 30 menit-an..sambil liatin jam di HP, utk tetap bertahan nggak ngomong2 dulu..takutnya kaya kemaren2, hanya kontraksi2 palsu saja...malu dong..gitu aja ngeluh...(*gitu aja...?????)



Selasa, 05 April 2011

Ibu Rumah Tangga yang Sarjana..Why not???


Kita bisa dapati ketika seorang ibu rumah tangga ditanya teman lama “Sekarang kerja dimana?” rasanya terasa berat untuk menjawab, berusaha mengalihkan pembicaraan atau menjawab dengan suara lirih sambil tertunduk “Saya adalah ibu rumah tangga”. Rasanya malu! Apalagi jika teman lama yang menanyakan itu “sukses” berkarir di sebuah perusahaan besar. Atau kita bisa dapati ketika ada seorang muslimah lulusan universitas ternama dengan prestasi bagus atau bahkan berpredikat cumlaude hendak berkhidmat di rumah menjadi seorang istri dan ibu bagi anak-anak, dia harus berhadapan dengan “nasehat” dari ibu tercintanya: “Putriku! Kamu kan sudah sarjana, Sayang kalau cuma di rumah saja ngurus suami dan anak.” Padahal, putri tercintanya hendak berkhidmat dengan sesuatu yang mulia, yaitu sesuatu yang memang menjadi tanggung jawabnya. Disana ia ingin mencari surga...

Pada hakikatnya setelah lulus kuliah bukan semata2 untuk mencari pekerjaan dan mendapatkan uang yang banyak untuk mengganti biaya semasa kuliah. Masih banyak sekali hal lain yang bisa didapatkan dari sana yang mungkin akan jauh lebih berharga daripada sekedar menghasilkan uang. Kedewasaan yang timbul akibat beban berat semasa kuliah adalah salah satu hal penting yang bisa didapat.
 
Copyright Berbagi membuat Hidup Lebih Berarti 2009. Powered by Blogger.Wordpress Theme by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul Dudeja.