Kamis, 30 September 2010

Ketika Ibu Menyusui Sakit

Alhamdulillah dapat artikel bagus tentang ibu menyusui yang sakit dari .http://milissehat.web.id..

Ibu yang sakit harus berhenti menyusui adalah hal yang sangat jarang terjadi. Hanya ada beberapa penyakit yang cukup serius yang menyebabkan seorang ibu harus berhenti menyusui dalam jangka waktu tertentu atau berhenti secara permanen. Dari Dr. Ruth Lawrence, “Hanya penyakit menular seperti HIV dan HLTV-1 saja yang dianggap sebagai kontraindikasi absolut untuk menyusui di negera maju” (Lawrence & Lawrence 2001).
Jika mengalamai penyakit “biasa” seperti batuk pilek, sakit tenggorokan, flu, sakit perut, demam, mastitis, dan yang lainnya, ibu harus tetap menyusui. Ingatkan dokter anda bahwa anda sedang menyusui, sehingga ketika dokter perlu meresepkan obat, obat yang diresepkan adalah yang dapat diminum untuk kondisi menyusui. Kebanyakan obat bersifat aman untuk dikonsumsi pada saat menyusui, dan untuk obat-obat yang tidak bisa direkomendasikan, hampir selalu ada alternatif obat yang aman.
Ketika seorang ibu mengalami keracunan makanan, makan proses menyusui harus tetap berjalan. Selama gejalanya terbatas pada sistem gastrointestinal (muntah, diare, kram perut), menyusui tetap berlanjut tanpa interupsi karena tidak ada resiko buat bayi. Kasus tersebut adalah yang paling sering terjadi pada saat keracunana makanan. Jika keracunan makanan berlanjut ke septicemia, dalam artian bakteri telah masuk ke dalam jalan darah sang ibu (kemungkinannya adalah sang ibu masuk rumah sakit), berikut pedoman yang dari Dr. Ruth Lawrence:
“Infeksi pada sistem genitourinary (sistem reproduksi dan saluran kemih) dangastrointestinal (perut dan usus) pada ibu menyusui tidak menimbulkan resiko pada bayinya, kecuali pada keadaan – yang jarang terjadi – septicemia, di mana bakteri bisa ‘mencapai’ air susu ibu. Bahkan dalam keadaan tersebut, ibu yang terus menyusui setelah mendapatkan terapi antibiotik yang sesuai dan kompatibel dengan keadaan ibu yang sedang menyusui tersebut merupakan tindakan yang paling aman bagi bayinya. Jika ibu terinfeksi organisme yang berbahaya dan sangat menular (contoh: Infeksi invasif dari grup A streptococcal yang dapat menyebabkan penyakit yang hebat pada ibu), proses menyusui dilanjutkan setelah penundaan sementara selama 24 jam pertama sejak terapi (pengobatan) diberikan pada ibu. Dapat diindikasikan juga untuk melakukan terapi empiris dan terapi prophylactic (pecegahan) pada bayi, untuk pencegahan pada organisme yang sama.” [sumber: Lawrence RM & Lawrence RA. Given the Benefits of Breastfeeding, what Contraindications Exist? Pediatric Clinics of North America 2001 (February);48(1): 235-51.]
Hal yang paling baik bagi ibu menyusui pada saat sakit adalah tetap melanjutkan proses menyusui. Ketika ibu terkena penyakit menular seperti batuk pilek (cold), flur, atau penyakit karena virus ringan lainnya, Bayi anda sudah terpapar penyakit tersebut sebelum anda menyadara kalau anda sakit. Air susu ibu (ASI) tidak akan membawa penyakit tersebut kepada bayi, tapi justru memiliki antibodi terhadap penyakit yang sedang dialami  oleh sang ibu (ditambah yang lain di mana anda atau bayi anda terpapar oleh penyakit lainnya) – ASI akan membantu mencegah terkenanya bayi pada penyakit, atau jika si bayi sakit, mungkin tidak separah seperti yang dialami sang ibu)

Menunda pemberian ASI pada saat ibu sakit akan meningkatkan kemungkinan bayi menjadi sakit, dan menghilangkan rasa nyaman dan pemberian nutrisi unggul yang didapatkan oleh bayi pada saat menyusui.

Anda juga dapat mempertimbangkan untuk melakukan hal-hal yang umum dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit supaya bayi pun dapat tercegah dari penyakit, seperti: sering mencuci tangan, menghindari batuk/bersin di dekat bayi, mengurangi kontak face-to-face, dsb.
Ketika anda sakit, akan sangat membantu jika bayi dibaringkan di tempat tidur di sebelah anda, di mana ibu dapat menyusui dengan berbaring ketika sang bayi merasa lapar.
Sering terjadi ibu tidak menyusui cukup sering dan juga tidak mendapatkan cukup cairan untuk menjaga suplai ASI yang dimiliki. Kadang-kadang, obat juga dapat menyebabkan suplai ASI berkurang. Untuk mencegah menurunnya suplai ASI, ibu harus mimum banyak cairan untuk mencega dehidrasi, sering menyusi, atau mencega/membatasi konsumsi obat (seperti antihistamines) yang cenderung dapat mengurangi suplai ASI.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright Berbagi membuat Hidup Lebih Berarti 2009. Powered by Blogger.Wordpress Theme by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul Dudeja.